BAHASA
Bahasa adalah sistem
lambang bunyi ujaran yang digunakan untuk berkomunikasi oleh masyarakat
pemakainya. Bahasa yang baik berkembang berdasarkan suatu sistem, yaitu
seperangkat aturan yang dipatuhi oleh pemakainya. Bahasa sendiri berfungsi
sebagai sarana komunikasi serta sebagai sarana integrasi dan adaptasi.
Berikut ini adalah pengertian dan definisi bahasa menurut para ahli:
# BILL ADAMS
Bahasa adalah sebuah sistem pengembangan psikologi individu dalam sebuah konteks inter-subjektif
# WITTGENSTEIN
Bahasa merupakan bentuk pemikiran yang dapat dipahami, berhubungan dengan realitas, dan memiliki bentuk dan struktur yang logis
# FERDINAND DE SAUSSURE
Bahasa adalah ciri pembeda yang paling menonjol karena dengan bahasa setiap kelompok sosial merasa dirinya sebagai kesatuan yang berbeda dari kelompok yang lain
# PLATO
Bahasa pada dasarnya adalah pernyataan pikiran seseorang dengan perantaraan onomata (nama benda atau sesuatu) dan rhemata (ucapan) yang merupakan cermin dari ide seseorang dalam arus udara lewat mulut
# BLOCH & TRAGER
Bahasa adalah sebuah sistem simbol yang bersifat manasuka dan dengan sistem itu suatu kelompok sosial bekerja sama.
# CARROL
Bahasa adalah sebuah sistem berstruktural mengenai bunyi dan urutan bunyi bahasa yang sifatnya manasuka, yang digunakan, atau yang dapat digunakan dalam komunikasi antar individu oleh sekelompok manusia dan yang secara agak tuntas memberi nama kepada benda-benda, peristiwa-peristiwa, dan proses-proses dalam lingkungan hidup manusia
# SUDARYONO
Bahasa adalah sarana komunikasi yang efektif walaupun tidak sempurna sehingga ketidaksempurnaan bahasa sebagai sarana komunikasi menjadi salah satu sumber terjadinya kesalahpahaman.
# SAUSSURE
Bahasa adalah objek dari semiologi
# Mc. CARTHY
Bahasa adalah praktik yang paling tepat untuk mengembangkan kemampuan berpikir
Berikut ini adalah pengertian dan definisi bahasa menurut para ahli:
# BILL ADAMS
Bahasa adalah sebuah sistem pengembangan psikologi individu dalam sebuah konteks inter-subjektif
# WITTGENSTEIN
Bahasa merupakan bentuk pemikiran yang dapat dipahami, berhubungan dengan realitas, dan memiliki bentuk dan struktur yang logis
# FERDINAND DE SAUSSURE
Bahasa adalah ciri pembeda yang paling menonjol karena dengan bahasa setiap kelompok sosial merasa dirinya sebagai kesatuan yang berbeda dari kelompok yang lain
# PLATO
Bahasa pada dasarnya adalah pernyataan pikiran seseorang dengan perantaraan onomata (nama benda atau sesuatu) dan rhemata (ucapan) yang merupakan cermin dari ide seseorang dalam arus udara lewat mulut
# BLOCH & TRAGER
Bahasa adalah sebuah sistem simbol yang bersifat manasuka dan dengan sistem itu suatu kelompok sosial bekerja sama.
# CARROL
Bahasa adalah sebuah sistem berstruktural mengenai bunyi dan urutan bunyi bahasa yang sifatnya manasuka, yang digunakan, atau yang dapat digunakan dalam komunikasi antar individu oleh sekelompok manusia dan yang secara agak tuntas memberi nama kepada benda-benda, peristiwa-peristiwa, dan proses-proses dalam lingkungan hidup manusia
# SUDARYONO
Bahasa adalah sarana komunikasi yang efektif walaupun tidak sempurna sehingga ketidaksempurnaan bahasa sebagai sarana komunikasi menjadi salah satu sumber terjadinya kesalahpahaman.
# SAUSSURE
Bahasa adalah objek dari semiologi
# Mc. CARTHY
Bahasa adalah praktik yang paling tepat untuk mengembangkan kemampuan berpikir
# WILLIAM A. HAVILAND
Bahasa adalah suatu sistem bunyi yang jika digabungkan menurut aturan tertentu menimbulkan arti yang dapat ditangkap oleh semua orang yang berbicara dalam bahasa itu
Bila dilihat dari beberapa definisi dan pengertian mengenai bahasa menurut beberapa ahli diatas, kita bisa melihat bahwa terdapat perbedaan definisi tentang bahasa dimana definisi dari setiap ahli tergantung dengan apa yang ingin ditekankan oleh setiap tersebut. Namun meskipun terdapat perbedaan, nampaknya disepakati bersama bahwa bahasa adalah alat komunikasi. Dan sebagai alat komunikasi , bahasa mempunyai fungsi-fungsi dan ragam-ragam tertentu.
Bahasa adalah suatu sistem bunyi yang jika digabungkan menurut aturan tertentu menimbulkan arti yang dapat ditangkap oleh semua orang yang berbicara dalam bahasa itu
Bila dilihat dari beberapa definisi dan pengertian mengenai bahasa menurut beberapa ahli diatas, kita bisa melihat bahwa terdapat perbedaan definisi tentang bahasa dimana definisi dari setiap ahli tergantung dengan apa yang ingin ditekankan oleh setiap tersebut. Namun meskipun terdapat perbedaan, nampaknya disepakati bersama bahwa bahasa adalah alat komunikasi. Dan sebagai alat komunikasi , bahasa mempunyai fungsi-fungsi dan ragam-ragam tertentu.
A. Pengertian Bahasa
Secara
sederhana, bahasa dapat diartikan sebagai alat untuk menyampaikan sesuatu yang
terlintas di dalam hati. Namun, lebih jauh bahasa bahasa adalah alat untuk
beriteraksi atau alat untuk berkomunikasi, dalam arti alat untuk menyampaikan
pikiran, gagasan, konsep atau perasaan. Dalam studi sosiolinguistik, bahasa
diartikan sebagai sebuah sistem lambang, berupa bunyi, bersifat arbitrer,
produktif, dinamis, beragam dan manusiawi.
Bahasa
adalah sebuah sistem, artinya, bahasa dibentuk oleh sejumlah komponen yang
berpola secara tetap dan dapat dikaidahkan. Sistem bahasa berupa
lambang-lambang bunyi, setiap lambang bahasa melambangkan sesuatu yang disebut
makna atau konsep. Karena setiap lambang bunyi itu memiliki atau menyatakan
suatu konsep atau makna, maka dapat disimpulkan bahwa setiap suatu ujaran
bahasa memiliki makna. Contoh lambang bahasa yang berbunyi “nasi” melambangkan
konsep atau makna ‘sesuatu yang biasa dimakan orang sebagai makanan pokok’.
B. Karakteristik Bahasa
Telah
disebutkan di atas bahwa bahasa adalah sebuah sistem berupa bunyi, bersifat
abitrer, produktif, dinamis, beragam dan manusiawi. Dari pengertian tersebut,
dapat disimpulkan bahwa di antara karakteristik bahasa adalah abitrer,
produktif, dinamis, beragam, dan manusiawi.
- Bahasa Bersifat Abritrer
Bahasa
bersifat abritrer artinya hubungan antara lambang dengan yang dilambangkan
tidak bersifat wajib, bisa berubah dan tidak dapat dijelaskan mengapa lambang
tersebut mengonsepi makna tertentu. Secara kongkret, alasan “kuda” melambangkan
‘sejenis binatang berkaki empat yang bisa dikendarai’ adalah tidak bisa
dijelaskan.
Meskipun
bersifat abritrer, tetapi juga konvensional. Artinya setiap penutur suatu
bahasa akan mematuhi hubungan antara lambang dengan yang dilambangkannya. Dia
akan mematuhi, misalnya, lambang ‘buku’ hanya digunakan untuk menyatakan
‘tumpukan kertas bercetak yang dijilid’, dan tidak untuk melambangkan konsep
yang lain, sebab jika dilakukannya berarti dia telah melanggar konvensi itu.
- Bahasa Bersifat Produktif
Bahasa
bersifat produktif artinya, dengan sejumlah besar unsur yang terbatas, namun
dapat dibuat satuan-satuan ujaran yang hampir tidak terbatas. Misalnya, menurut
Kamus
Umum Bahasa Indonesia susunan WJS.
Purwadarminta bahasa Indonesia hanya mempunyai kurang lebih 23.000 kosa kata,
tetapi dengan 23.000 buah kata tersebut dapat dibuat jutaan kalimat yang tidak
terbatas.
- Bahasa Bersifat Dinamis
Bahasa
bersifat dinamis berarti bahwa bahasa itu tidak lepas dari berbagai kemungkinan
perubahan sewaktu-waktu dapat terjadi. Perubahan itu dapat terjadi pada tataran
apa saja: fonologis, morfologis, sintaksis, semantic dan leksikon. Pada setiap
waktu mungkin saja terdapat kosakata baru yang muncul, tetapi juga ada kosakata
lama yang tenggelam, tidak digunakan lagi.
- Bahasa Bersifat Beragam
Meskipun
bahasa mempunyai kaidah atau pola tertentu yang sama, namun karena bahasa itu
digunakan oleh penutur yang heterogen yang mempunyai latar belakang sosial dan
kebiasaan yang berbeda, maka bahasa itu menjadi beragam, baik dalam tataran
fonologis, morfologis, sintaksis maupun pada tataran leksikon. Bahasa Jawa yang
digunakan di Surabaya berbeda dengan yang digunakan di Yogyakarta. Begitu juga
bahasa Arab yang digunakan di Mesir berbeda dengan yang digunakan di Arab
Saudi.
- Bahasa Bersifat Manusiawi
Bahasa
sebagai alat komunikasi verbal, hanya dimiliki manusia. Hewan tidak mempunyai
bahasa. Yang dimiliki hewan sebagai alat komunikasi, yang berupa bunyi atau
gerak isyarat, tidak bersifat produktif dan dinamis. Manusia dalam menguasai
bahasa bukanlah secara instingtif atau naluriah, tetapi dengan cara belajar.
Hewan tidak mampu untuk mempelajari bahasa manusia, oleh karena itu dikatakan
bahwa bahasa itu bersifat manusiawi.
C. Fungsi-Fungsi Bahasa
Konsep
bahasa adalah alat untuk menyampaikan pikiran. Bahasa adalah alat untuk beriteraksi
atau alat untuk berkomunikasi, dalam arti alat untuk menyampaikan pikiran,
gagasan, konsep atau perasaan.
Bagi
sosiolinguistik konsep bahwa bahasa adalah alat atau berfungsi untuk
menyampaikan pikiran dianggap terlalu sempit, sebab yang menjadi persoalan
sosiolinguistik adalah “who speak what language to whom, when and to what
end”. Oleh karena itu fungsi-fungsi bahasa dapat dilihat dari sudut
penutur, pendengar, topic, kode dan amanat pembicaraan.
- Fungsi Personal atau Pribadi
Dilihat
dari sudut penutur, bahasa berfungsi personal. Maksudnya, si penutur
menyatakan sikap terhadap apa yang dituturkannya. Si penutur bukan hanya
mengungkapkan emosi lewat bahasa, tetapi juga memperlihatkan emosi itu sewaktu
menyampaikan tuturannya. Dalam hal ini pihak pendengar juga dapat menduga
apakah si penutur sedang sedih, marah atau gembira.
- Fungsi Direktif
Dilihat
dari sudut pendengar atau lawan bicara, bahasa berfungsi direktif, yaitu
mengatuf tingkah laku pendengar. Di sini bahasa itu tidak hanya membuat si
pendengar melakukan sesuatu, tetapi melakukan kegiatan yang sesuai dengan yang
dikehendaki pembicara.
- Fungsi Fatik
Bila
dilihat segi kontak antara penutur dan pendengar, maka bahasa bersifat fatik.
Artinya bahasa berfungsi menjalin hubungan, memelihara, memperlihatkan perasaan
bersahabat atau solidaritas sosial. Ungkapan-ungkapan yang digunakan biasanya
sudah berpola tetap, seperti pada waktu pamit, berjumpa atau menanyakan
keadaan. Oleh karena itu, ungkapan-ungkapan ini tidak dapat diterjemahkan
secara harfiah.
Ungkapan-ungkapan
fatik ini biasanya juga disertai dengan unsur paralinguistik, seperti senyuman,
gelengan kepala, gerak gerik tangan, air muka atau kedipan mata.
Ungkapan-ungkapan tersebut jika tidak disertai unsure paralinguistik tidak
mempunyai makna.
- Fungsi Referensial
Dilihat
dari topik ujaran bahasa berfungsi referensial, yaitu berfungsi untuk
membicarakan objek atau peristiwa yang ada disekeliling penutur atau yang ada
dalam budaya pada umumnya. Fungsi referensial ini yang melahirkan paham tradisional
bahwa bahasa itu adalah alat untuk menyatakan pikiran, untuk menyatakan
bagaimana si penutur tentang dunia di sekelilingnya.
- Fungsi Metalingual atau Metalinguistik
Dilihat
dari segi kode yang digunakan, bahasa berfungsi metalingual atau metalinguistik.
Artinya, bahasa itu digunakan untuk membicarakan bahasa itu sendiri. Biasanya
bahasa digunakan untuk membicarakan masalah lain seperti ekonomi, pengetahuan
dan lain-lain. Tetapi dalam fungsinya di sini bahasa itu digunakan untuk
membicarakan atau menjelaskan bahasa. Hal ini dapat dilihat dalam proses
pembelajaran bahasa di mana kaidah-kaidah bahasa dijelaskan dengan bahasa.
- Fungsi Imajinatif
Jika
dilihat dari segi amanat (message) yang disampaikan maka bahasa
itu berfungsi imajinatif. Bahasa itu dapat digunakan untuk menyampaikan
pikiran, gagasan dan perasaan; baik yang sebenarnya maupun yang hanya imajinasi
(khayalan) saja. Fungsi imaginasi ini biasanya berupa karya seni (puisi,
cerita, dongeng dan sebagainya) yang digunakan untuk kesenangan penutur maupun
para pendengarnya.
Definisi
Kata
"bahasa" memiliki paling kurang dua makna dasar: bahasa sebagai
konsep umum, dan "sebuah bahasa" (sebuah sistem linguistik tertentu,
contohnya "bahasa
Prancis"). Ferdinand de Saussure
yang pertama kali dengan jelas memformulasi perbedaannya, menggunakan kata
Prancis langage untuk bahasa sebagai sebuah konsep dan langue
sebagai instansi spesifik dari bahasa.
Bila
berbicara mengenai bahasa sebagai konsep umum, beberapa definisi berbeda dapat
digunakan untuk menekankan aspek yang berbeda dari fenomena. Definisi tersebut
juga memerlukan pendekatan dan pemahaman berbeda, dan mereka memberikan kajian teori
linguistik yang berbeda dan terkadang bertentangan.
Kemampuan mental, organ atau insting
Salah
satu definisi melihat bahasa pada pokoknya sebagai kemampuan
mental yang membuat manusia dapat menggunakan perilaku
linguistik: untuk belajar bahasa dan menghasilkan dan memahami penyebutan.
Definisi ini menekankan keuniversalan bahasa untuk semua manusia dan dasar
biologis dari kapasitas manusia terhadap bahasa sebagai perkembangan yang unik
dari otak manusia.
Pandangan ini memahami bahasa secara garis besar bawaan lahir,
sebagai contoh dalam teori Chomsky
mengenai Tata bahasa universal,
dan teori ekstrim lahiriah dari Jerry Fodor .
Definisi semacam ini sering diaplikasikan oleh orang yang mempelajari bahasa
lewat kerangka ilmu kognitif dan
dalam neurolinguistik.
Sistem simbolik formal
Definisi
lain melihat bahasa sebagai sebuah sistem formal dari isyarat-isyarat yang
diatur oleh aturan-aturan kombinasi tata-bahasa untuk mengkomunikasikan suatu
makna. Definisi ini menekankan fakta bahwa bahasa manusia dapat dijelaskan
sebagai sistem terstruktur
tertutup yang terdiri dari aturan-aturan yang menghubungkan isyarat tertentu
terhadap makna tertentu. Pandangan strukturalis
terhadap bahasa pertama kali diperkenalkan oleh Ferdinand de Saussure,
dan strukturalisme-nya tetap menjadi fondasi terhadap hampir semua pendekatan
terhadap bahasa pada masa sekarang. Beberapa pendukung pandangan bahasa ini
telah menyarankan sebuah pendekatan formal untuk mempelajari struktur bahasa,
khususnya formulasi dasar dari aturan-aturan abstrak yang dapat dipahami untuk
menghasilkan struktur linguistik yang dapat diobservasi. Pendukung utama dari
teori tersebut yaitu Noam
Chomsky, yang mendefinisikan bahasa sebagai sebuah
kumpulan kalimat yang dapat dihasilkan dari sekumpulan aturan tertentu. Sudut
pandang strukturalis biasanya digunakan dalam logika
formal, semiotik,
dan dalam teori tata-bahasa
formal
dan struktural,
kerangka teoritikal yang banyak digunakan dalam penjelasan linguistik.
Dalam filsafat
bahasa pandangan ini berhubungan dengan filsuf seperti Bertrand Russell, Wittgenstein muda, Alfred Tarski dan Gottlob Frege.
Alat untuk komunikasi
Definisi
lain dari bahasa adalah sebagai sebuah sistem komunikasi yang membuat manusia
dapat bekerja sama. Definisi ini menekankan fungsi sosial dari bahasa dan fakta
bahwa manusia menggunakannya untuk mengekspresikan dirinya sendiri dan untuk
memanipulasi objek dalam lingkungannya. Teori
fungsional dari tata bahasa menjelaskan struktur
tata-bahasa lewat fungsi komunikatifnya, dan memahami struktur tata-bahasa dari
bahasa sebagai hasil dari proses adaptif dimana tata-bahasa telah
"disesuaikan" untuk melayani kebutuhan komunikatif penggunanya.
Pandangan bahasa ini berhubungan dengan kajian bahasa dalam kerangka pragmatis, kognitif,
dan kerangka interaksional, serta dalam sosial-linguistik
dan antropologi linguistik.
Para teori fungsionalis condong mempelajari tata-bahasa sebagai sebuah fenomena
dinamis, sebagai suatu struktur yang selalu dalam proses perubahan saat mereka
digunakan oleh para pembicaranya. Pandangan ini menyebabkan kajian tipologi linguistik
menjadi penting, karena ia dapat memperlihatkan bahwa proses-proses dari gramatikalisasi
condong mengikuti lintasan yang secara terpisah bergantung pada tipologi. Dalam
filsafat bahasa pandangan ini sering dikaitkan dengan karya terakhir Wittgenstein dan
dengan filsuf bahasa umum seperti G. E.
Moore, Paul
Grice, John Searle dan J. L.
Austin.
Apa yang membuat bahasa manusia unik
Bahasa
manusia unik bila dibandingkan dengan bentuk lain komunikasi, seperti yang
digunakan oleh hewan,
karena ia membolehkan manusia untuk menghasilkan penyebutan yang tak terbatas
dari sekumpulan elemen yang terbatas, dan karena simbol dan aturan tata-bahasa
dari setiap bahasa secara kebanyakan sering berubah-ubah, sehingga sistem hanya
dapat diperoleh melalui interaksi sosial. Sistem komunikasi yang digunakan
hewan, di sisi lain, hanya dapat mengekspresikan sejumlah penyebutan terbatas
yang umumnya ditransmisikan secara genetik.
Bahasa
manusia juga berbeda dari sistem komunikasi hewan di mana mereka menggunakan kategori tata-bahasa dan
semantik seperti kata benda dan kata kerja, atau saat
sekarang atau masa lalu, untuk mengekspresikan arti yang sangat kompleks.
Bahasa manusia juga unik karena kompleksitas strukturnya melayani seluas
mungkin fungsi dibandingkan sistem komunikasi lainnya.
Bahasa
juga unik karena ia memiliki properti penting yang mengatur elemen-elemen menjadi
struktur-struktur rekursif;
hal ini membolehkan, sebagai contohnya, frasa kata benda mengandung frasa kata
benda lainnya (seperti pada "bibir simpanse") atau suatu klausa
mengandung klausa (seperti pada "Saya kira sekarang hujan").
Kajian bahasa
Kajian
tentang bahasa, linguistik,
telah berkembang menjadi sains sejak deskripsi pertama tata-bahasa dari bahasa
tertentu di India lebih dari 2000 tahun lalu. Linguistik sekarang
adalah sebuah sains yang memperhatikan semua aspek yang berhubungan dengan
bahasa, memeriksanya dari semua sudut pandang yang telah dijelaskan di atas.
Kajian
akademis terhadap bahasa dilakukan dari banyak disiplin area berbeda dan dari
sudut pandang teoritis yang berbeda, semuanya memberikan pendekatan modern
terhadap linguistik. Sebagai contoh, Deskriptif linguistik
membedah tata-bahasa dari sebuah bahasa sehingga orang dapat mempelajari bahasa
tersebut; teoritikal linguistik
mengembangkan teori terbaik untuk mengkonsepkan bahasa sebagai sebuah kajian,
berdasarkan pada data dari berbagai macam bahasa manusia yang masih ada; sociolinguistik
mempelajari bagaimana bahasa digunakan untuk tujuan sosial memberikan kajian
fungsi sosial dari bahasa dan deskripsi gramatikal; neurolinguistik
mempelajari bagaimana bahasa diproses dalam otak manusia, dan melakukan
percobaan mengenai teori tentang kemampuan bahasa; komputasi linguistik
dibangun dari teori dan deskripsi linguistik untuk membangun model komputasi
bahasa yang terkadang ditujukan untuk memproses bahasa alami, atau mencoba
hipotesis linguistik; dan historikal linguistik
bergantung pada tata-bahasa dan deskripsi lexical dari bahasa untuk menyelidiki
sejarah bahasa tiap-tiapnya dan membangun pohon keluarga-keluarga bahasa dengan
menggunakan metoda komparatif.
Bahasa dan bagian-bagiannya
Bila
menjelaskan sistem komunikasi simbolik,
bahasa secara tradisional terdiri dari tiga bagian: isyarat,
makna,
dan sebuah kode yang
menghubungkan isyarat dengan maknanya. Kajian bagaimana isyarat dan makna
digabungkan, digunakan dan diinterpretasikan disebut dengan semiotik.
Isyarat dapat dihasilkan dari suara, gestur, huruf atau simbol, bergantung
kepada apakah suatu bahasa diucapkan, diisyaratkan atau ditulis, dan semuanya
dapat digabungkan menjadi isyarat kompleks seperti kata dan kalimat. Pada saat
digunakan untuk berkomunikasi sebuah isyarat disandikan dan dikirim oleh
pengirim lewat sebuah kanal kepada penerima yang akan menterjemahkannya (sebuah
sinyal).
Beberapa
properti yang membedakan bahasa manusia dengan sistem komunikasi lainnya
adalah: kesembarangan dari isyarat linguistik, yang berarti tidak adanya
koneksi yang terprediksi antara isyarat linguistik dan maknanya; dualitas dari
sistem linguistik, yang berarti struktur linguistik dibuat dengan menggabungkan
elemen-elemen menjadi struktur luas yang dapat dilihat dalam tingkatan,
contohnya: bagaimana suara membentuk kata dan kata membentuk kalimat;
elemen-elemen bahasa yang berlainan, yang berarti elemen pembentuk isyarat
linguistik terbentu dari unit yang berlainan, contohnya suara dan kata, yang
dapat dibedakan satu sama lain dan tersusun ulang dalam pola yang berbeda; dan
produktivitas dari sistem linguistik, yang berarti elemen linguistik yang
terbatas dapat digabungkan menjadi kombinasi yang tak terbatas secara teori.
Aturan
mengenai isyarat mana yang dapat digabungkan membentuk kata dan kalimat disebut
dengan sintaks atau tatabahasa. Suatu makna yang terhubung
kesetiap isyarat-isyarat, kata-kata dan kalimat disebut dengan semantik.
Pembagian bahasa dalam suatu sistem isyarat dan makna yang terhubung tetapi
berbeda dapat dilihat kebelakang berdasarkan kajian linguistik dari de Saussure
dan sekarang digunakan hampir disemua bagian linguistik.
Semantik
Bahasa
mengekspresikan makna dengan mengaitkan sebuah isyarat dengan maknanya. Bahasa
tersebut haruslah memiliki kosa
kata isyarat yang berkaitan dengan makna tertentu --
isyarat Inggris dari "anjing" menandakan, misalnya, anggota dari
jenis Canis. Dalam
sebuah bahasa, susunan dari isyarat yang berubah-ubah yang terhubung kepada
makna tertentu disebut dengan lexicon, dan
sebuah isyarat yang terhubung ke sebuah makna disebut dengan lexeme. Tidak
semua makna dalam sebuah bahasa direpresentasikan oleh satu kata -- terkadang
konsep semantik terkandung dalam morfologi atau sintaks dari suatu bahasa dalam
bentuk kategori tatabahasa.
Semua bahasa memiliki struktur semantik dari predikat
-- sebuah struktur yang mendasari sebuah properti, keadaan atau aksi. Secara
tradisional semantik telah dipahami sebagai kajian bagaimana pembicara dan
pendengar memberikan nilai benar
terhadap suatu pernyataan, sehingga makna dapat dipahami sebagai suatu proses
dimana sebuah predikat dapat dikatakan benar atau salah mengenai sebuah
entitas, contohnya: "[x [adalah y]]" atau "[x [maka y]]."
Baru-baru ini, model dari semantik ini telah dilengkapi dengan model makna yang
lebih dinamis yang menggabungkan pengetahuan yang sama tentang konteks dimana
sebuah tanda diinterpretasikan menjadi produksi dari makna. Model makna seperti
itu dieksplor lebih jauh dalam bidang pragmatik.
Suara dan simbol
Cara
suatu bahasa diucapkan menggunakan suara untuk membentuk suatu makna dikaji
dalam fonologi. Kajian bagaimana manusia menghasilkan dan
memaknakan suara vokal disebut dengan fonetik.
Dalam bahasa ucapan makna dikonstruksi bila suara menjadi bagian dari sistem
dimana beberapa suara dapat berkontribusi untuk mengekspresikan suatu makna dan
suara lainnya tidak. Dalam setiap bahasa yang ada dari sekian banyak suara yang
dapat dibuat oleh vokal manusia hanya sejumlah suara yang berkontribusi dalam
pembentukan makna.
Suara
sebagai bagian dari sistem linguistik disebut dengan fonem.
Semua bahasa ucapan memiliki sedikitnya dua kategori fenom berbeda: harakat
dan konsonan yang dapat digabungkan menjadi suku
kata. Selain segmen seperti harakat dan konsonan,
beberapa bahasa juga menggunakan suara dengan cara berbeda untuk menyampaikan
suatu makna. Banyak bahasa, misalnya, menggunakan penekanan,
aksen, durasi dan nada untuk
membedakan makna. Karena fenomena seperti ini bekerja diluar dari sebuah segmen
mereka disebut dengan suprasegmental.
Aksara
merepresentasikan suara dari perkataan manusia menggunakan simbol visual.
Alfabet latin (dan yang berbasis atau diturunkan darinya) adalah berbasiskan
representasi dari suatu suara, sehingga kata-kata terbentuk dari huruf-huruf
yang secara umum menandakan sebuah konsonan atau harakat dalam struktur dari
kata. Dalam naskah suku kata, seperti naskah Inuktitut,
setiap isyarat merepresentasikan seluruh suku kata. Dalam naskah logographic setiap
isyarat merepresentasikan seluruh kata. Karena semua bahasa memiliki jumlah
kata yang sangat banyak, tidak ada naskah logographic yang diketahui eksis.
Untuk merepresentasikan suara dari bahasa-bahasa di dunia dalam penulisan,
linguis telah mengembangkan International Phonetic Alphabet,
dirancang untuk merepresentasikan semua suara yang berbeda yang telah diketahui
untuk membantu pemaknaan dalam bahasa manusia.
Tatabahasa
Tatabahasa
adalah kajian bagaimana elemen-elemen makna (morfem)
dalam suatu bahasa dapat digabungkan menjadi pengucapan. Morfem dapat bebas
atau terikat. Jika mereka bebas berpindah dalam pengucapan, mereka
biasanya disebut dengan kata, dan jika mereka terikat dengan kata atau morfem
lainnya, mereka disebut dengan afiks.
Bagaimana suatu elemen makna dapat digabungkan dalam suatu bahasa dikontrol
oleh aturan-aturan. Aturan-aturan untuk mendapatkan struktur internal kata
disebut dengan morfologi.
Aturan-aturan dari struktur internal dari frasa dan kalimat disebut dengan sintaks.
Dalam tradisi generativis Chomsky morfologi dilihat sebagai bagian dari
sintaks.
Kategori Tatabahasa
Tatabahasa
dapat diartikan sebagai sebuah sistem kategori, dan suatu kumpulan
aturan-aturan yang menentukan bagaimana kategori-kategori digabungkan untuk
membentuk aspek-aspek makna yang berbeda.
Bahasa-bahasa
berbeda secara luas dalam apakah suatu kategori dikodekan lewat penggunaan unit
kategori atau leksikal. Namun, beberapa kategori sangat umum sehingga hampir
universal. Kategori universal itu termasuk pengkodean relasi gramatikal dari
peserta dan predikat secara tatabahasa berbeda
antara relasinya terhadap predikat, pengkodean dari relasi sementara dan spasial
pada predikat, dan sistem dari pelaku gramatikal
mengatur acuan dan perbedaan antara pembicara dan penerima dan tentang siapa
yang mereka bicarakan.
Kelas-kelas kata
Bahasa
mengelompokkan bagian-bagian
dari pembicaraan menjadi kelas-kelas bergantung kepada fungsi dan
posisi relatif terhadap bagian lainnya. Semua bahasa, misalnya, memiliki
perbedaan mendasar antara sekelompok kata yang secara prototipikal mengacu pada
sesuatu dan konsep dan sekelompok kata yang secara prototipikal mengacu pada
aksi dan kejadian. Kelompok pertama, yang mengikutkan kata seperti
"anjing" dan "lagu", biasanya disebut dengan kata
benda. Kelompok kedua, yang mengikutkan kata seperti
"lari" dan "menyanyi", disebut dengan kata
kerja. Kategori umum lainnya adalah Kata
sifat, kata-kata yang menjelaskan properti atau
kualitas dari kata benda seperti "merah" atau "besar".
Kelas-kelas
kata juga memiliki fungsi berbeda dalam tatabahasa. Kata kerja prototipikal
digunakan untuk membentuk predikat,
sementara kata benda digunakan sebagai argumen
dari predikat. Dalam kalimat seperti "Sally lari," predikatnya adalah
"lari," karena ia merupakan kata yang menandakan keadaan tertentu
tentang argumennya "Sally". Beberapa kata kerja seperti
"sumpah" bisa saja memerlukan dua argumen, contohnya: "Sally
menyumpahi John". Predikat yang hanya menggunakan satu argumen disebut
dengan intransitif,
dan predikat yang memakai dua argumen disebut dengan transitif.
Banyak
kelas-kelas lain yang ada di bahasa yang berbeda, seperti konjungsi
yang berguna untuk menggabungkan dua kalimat dan klausa
yang memperkenalkan sebuah kata benda.
Morfologi
Banyak
bahasa menggunakan proses morfologi infleksi untuk
merubah atau mengembangkan makna dari kata-kata. Dalam beberapa bahasa kata
terdiri dari beberapa unit makna yang disebut morfem, kata bahasa Inggris
"unexpected" dapat dianalisa terdiri dari tiga morfem
"un-", "expect" dan "-ed". Morfem dapat
dikelaskan berdasarkan apakah mereka akar dimana morfem yang lain terikat
dengan afiks ditambahkan, dan morfem terikat dapat
dikelompokan berdasarkan posisinya dalam relasi terhadap akarnya: prefiks
lebih dulu dari akar, sufiks
setelah akar dan infiks
dimasukkan diantara akar. Afiks bertujuan untuk merubah atau mengembangkan
makna dari akar. Beberapa bahasa mengganti makna dari kata dengan merubah
struktur fonologi dari kata, contohnya kata Inggris "run" dengan kata
kerja masa lampaunya adalah "ran". Lebih lanjut morfologi membedakan
antara proses infleksi yang merubah atau mengembangkan kata, dan derivasi
yang membuat kata baru dari kata yang sudah ada -- contohnya kata Inggris
"sing" yang dapat menjadi "singer" dengan menambahkan
morfem derivasi -er untuk mendapatkan kata benda dari kata kerja. Bahasa-bahasa
berbeda secara luas dalam seberapa banyak mereka bergantung kepada morfologi --
beberapa bahasa, secara tradisional disebut dengan bahasa polisintetik,
menggunakan morfologi secara ekstensif, sehingga ia mengekspresikan seluruh
kalimat bahasa Inggris dalam satu kata. Contohnya kata Greenlandic
"oqaatiginerluppaa"" "Ia memburuk-burukan tentang
dia" yang terdiri dari akar ogaa dan enam sufiks.
SUMBER :